Jonowari atau talas dan juga pisang banyak tumbuh di daerah perbukitan Kabupaten Kebumen, salah satunya di wilayah Poncowarno. Masyarakat pedesaan umumnya memanfaatkan talas dan pisang hanya sebagai kudapan sederhanya berupa talas rebus atau pisang rebus untuk konsumsi pribadi.
Melihat adanya potensi yang belum dimanfaatkan maksimal, Jumrotun, Pendamping PKH Desa Soka Kecamatan Poncowarmo mengajak para KPM PKH mengolah talas dan pisang menjadi produk yang bernilai ekonomi.
Kegiatan pemberdayaan ekonomi bagi KPM PKH dilakukan saat Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2), dengan kegiatan praktek pembuatan Keripik/Sriping Janawari/ Talas dan Sriping Pisang Kapok. Sebanyak 28 KPM kelompok Krajan 2 Desa Soka mengikuti kegiatan tersebut yang bertempat di Rumah Pujiati, salah satu anggota kelompok, Selasa (11/7/2023) lalu.
Jumrotun mengungkapkan, dilaksanakannya pemberdayaan ini sebagai upaya mempersiapkan KPM agar dapat berdikari dan tidak melulu mengharapkan bantuan.
"Untuk kegiatan memulai usaha perorangan maupun kelompok, supaya nantinya bisa usaha sendiri dan tidak menunggu bantuan PKH terus." ujar Jumrotun.
Dalam praktek pemberdayaan mandiri tersebut, pengurus kelompok mencari bahan baku yaitu pisang dan janawari/talas. Proses pembuatan sriping cukup sederhana, mula-mula bahan talas di kupas. Setelah itu di cuci bersih lalu di iris tipis-tipis.
Kemudian dimasukan kedalam wadah/baskom dan di rendam dengan ditambah sedikit garam. Setelah beberapa menit, irisan talas ditiriskan lalu di goreng menggunakan minyak yang sudah mendidih. Setelah matang dan nampak kering, kripik talas diangkat dan ditiriskan.
Proses pembuatan sriping pisang juga tak jauh beda dengan pembuatan sriping talas, bedanya tidak di cuci diawal.
Sriping pisang maupun talas banyak digemari masyarakat karena memiliki rasa yang krunchy dan gurih.
"Bahan mudah didapat, pembuatanya juga mudah dan rasanya gurih pas untuk cemilan keluarga." pungkas Jumrotun.
(jum/mat)